REMINDER TUJUAN ASESMEN

 

REMINDER TUJUAN ASESMEN

Pernahkah bapak ibu guru merasa kecewa dengan hasil yang didapatkan murid, ketika kita sedang melakukan asesmen baik formatif atau sumatif??

Ketika bapak ibu merasa kecewa dengan hasil tersebut apa yang bapak ibu lakukan? 

"Ya, anak-anak ini padahal sudah saya jelaskan!, ah anak anak ini memang malas belajar, astaga kok tetap segini aja" atau "kenapa ya, anak anak masih tidak paham, dimana ya salahnya? "

Jika bapak ibu guru bertanya, bagaimana dengan saya sendiri?

sayapun juga mengalaminya, seperti sekarang masa PTS bersama, dalam hati saya bertanya kenapa siswa saya beberapa di bawah KKM nilai pengetahuan yang di dapat, bahkan jika di rata-rata masih di bawah KKM.  

Apakah saya kecewa? tentu saja.  Tetapi kecewa saja tanpa ada refleksi yang berkesinambungan dengan tindak lanjut maka akan menjadi suatu yang sia-sia, bukankah saya memiliki nilai formatif siswa, nilai yang saya dapat di awal pembelajaran dan selama proses berlangsung.  Saya mengetahui perkembangan belajar siswa saya.  Setiap siswa dalam kelas saya memiliki kesiapan belajar yang berbeda juga minat yang berbeda.  

Serupa dengan guru, ketika kita berada di suatu komunitas guru, kita akan menemui beberapa guru dengan kemampuan awal yang berbeda, minat belajar yang berbeda, ketika sebuah materi disajikan oleh narasumber, daya tangkap, respon belajar dan perkembangan proses setelah belajar berbeda.  Sebagai narasumberpun juga memahami bahwa butuh waktu yang berbeda untuk setiap pebelajar dalam mencapai tujuan untuk meningkatkan kemampuan awal sebelum dan sesudah belajar.  

Apakah narasumber diam saja, tidak.... pastilah NS memotivasi bahwa keberhasilan para pebelajar juga perlu diimbangi dengan daya juangnya, gimana menumbuhkan itu?? 

mengembalikan kepada tujuan, dan urgensi atau pentingnya hal tersebut dilakukan melalui pembiasaan, mandiri belajar, kolaborasi rekan, serta diskusi aktif, juga terus refleksi apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan.  Itulah kenapa banyak narasumber di akhir kegiatan memberi tugas refleksi diri, untuk membantu apa yang menjadi kesulitan pebelajar. 

Maka, begitulah murid.. 

Asesmen dalam pembelajaran bukan digunakan untuk menghakimi siswa pada keputusan dia mampu atau tidak pada materi tertentu.   Lalu, bagaimana dengan penelitian pendidikan yang memang bertujuan menguji pengaruh X  terhadap Y siswa? Sebuah penelitian pendidikanpun dilakukan dengan memiliki tujuan tertentu, dengan latar belakang dan rumusan masalah tertentu dan bentuk laporan dan prosesnya bergantung pada jenis penelitiannya donk

Asesmen yang digunakan sebagai umpan balik murid, guru dan orang tua, bagaimana supaya progres itu tetap ada berkelanjutan di setiap pembelajaran meski itu (mungkin) relatif kecil, progressnya.  

Tidak seharusnya guru membandingkan progress siswa X dan Y, tetapi bagaimana siswa X bisa terus mengembangkan dirinya berjuang dari level 0 ke 1, 0 ke 2 atau mungkin ada yang 0 ke 10.  

Karena tujuan dan dampak asesmen harusnya menghantarkan siswa menjadi pebelajar sepanjang hayat, mampu meregulasi dirinya dengan memahami kelebihan dan kekurangannya.  Tujuannya ketercapaian kompetensi bukan hanya sekedar tercapainya pemahaman konten sesuai yang disusun guru.  Karena setiap anak memiliki minat pada mata pelajaran juga berbeda.  Setuju bapak ibu?

apakah artinya ini pasrah pada hasil belajar siswa ?? 

OH BIG NOOOOOOOOOOOOOO

yuk, kita bisa yuk.. 

setelah saya analisis hasil PTS kali ini, pertemuan selanjutnya adalah membuka komunikasi dengan siswa.. Ada apa, bagaimana anak anak belajarnya, seperti apa yang mereka suka dan tidak suka dalam belajar di kelas saya, bagaimana keterampilan siswa bisa terus tumbuh sesuai bakat minat dan kesiapannya (merdeka belajar) 

lalu, kita sampaikan juga umpan balik kita, arahkan bagaimana belajar efektif (guru adalah coach bagi murid, fasilitator belajar murid). Asesmen bukan sekedar tentang angka tapi hargai setiap proses siswa.

Jika ada murid dalam kelas saya selalu remidi dalam UH dan PTS tetapi siswa menunjukkan kemajuan belajar dalam capaian kompetensi yang harus mereka kuasai misal dalam berkolaborasi kelompok, mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab, meski mungkin beberapa siswa butuh waktu yang beragam, maka saya katakan dia adalah murid dengan PROGRESS.

Maka, tulisan ini mengingatkan saya, kembali kepada tujuan asesmen yang berpihak pada murid, mengingatkan saya bahwa asesmen bukan hanya sekedar angka untuk menaikkan kelas siswa, tetapi berikan VALUE pada asesmen formatif yang nyata dan real kita lakukan di selama pembelajaran.  Itu juga menjadi alasan kenapa saya bisa memberikan siswa nilai Sangat Baik, meski tidak semua di uji konten lulus dengan baik, karena saya sebagai guru tahu PROGRESS siswa.

Tulisan ini bisa menjadi pro dan kontra, Bukankah MERDEKA BELAJAR memberi guru peluang untuk berpihak pada muridnya di kelas, kebutuhan setiap siswa di kelas saja berbeda apalagi kebutuhan siswa antar sekolah. 

Siapa yang tahu kemajauan belajar siswa, yang tahu adalah siswa itu sendiri dengan pendampingan guru dan hasil asesmen diagnostik guru pada kelas yang dia ajar dan proses asesmen formatif yang berlangsung ?!

Be smart .. for developing your critical thinking as a teacher.. Semangat Bapak Ibu Guru, yuk sama-sama berproses.. mungkin kita tidak selalu baik dalam mendampingi siswa belajar tetapi setiap progress itu bermakna !

Boleh  berkomentar di bawah, secara sopan mari kita saling berdiskusi, ilmu selalu berkembang, teori hanyalah teori yang lebih bermakna adalah real praktik. Yuk, saling memberi masukan positif dan menebar pengetahuan dan kebaikan.  

Belum ada Komentar untuk "REMINDER TUJUAN ASESMEN"

Posting Komentar

Terimakasih telah suport kepada penulis dengan berkomentar secara bijak, memberikan kritik membangun dan positif

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel